Kajian MT.Syabbatul Muslimah (21 Dzulqa'dah 1444H)

SAYYIDAH KHADIJAH BINTI KHUWAILID

Wanita yang Rela Menggantikan Uang Demi Cintanya kepada Allah SWT dan Rasulullah Saw

🧕🏻 Ustadzah Anafi Shalehah

🗓️ Sabtu, 10 Juni 2023

📍MT Syabbatul Muslimah


*Nasab*

Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzzah bin Ushay


Sayyidah Khadijah diberikan laqab sebagai al-Kubro.


Sayyidah Khadijah adalah anak perempuan dari pasangan Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Zaidah. Berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy.


Jadi Sayyidah Khadijah memiliki tempat istimewa didalam hati Rasulullah SAW. Sayyidah Khadijah adalah orang yang cerdas, tekun beribadah, selalu menjaga diri, Wanita termuliah dan tentunya seorang ahli surga. 


Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah untuk memberikan kabar gembira kepada Sayyidah Khadijah bahwasanya dibangun sebuah istana di surga yang terbuat dari emas untuk Sayyidah Khadijah.


Sayyidah Khadijah tidak serta-merta mendapatkan ganjaran yang istimewa seperti itu.


Hingga setelah Sayyidah Khadijah meninggal dan Rasulullah menikah dengan ummahtin mukminin yang lain, tidak ada yang mampu menyingkirkan Sayyidah Khadijah dari tempat istimewa yaitu Hati Rasulullah.


Semua pekerjaan tergantung pada niatnya. Jadi apapun yang kita kerjakan, haruslah berniat dengan niat yg bagus. 


Sayyidah Khadijah adalah Istri Nabi Muhammadﷺ.

Sayyidah Khadijah adalah istri pertama nabi Muhammad, yang beliau pertama kali bersama itu adalah saat kecil, bahkan dikatakan saat Nabi Muhammad masih bayi. 


Pada zaman itu Sayyidah Khadijah berteman dengan Sayyidah Aminah dan perempuan-perempuan lain. Pada saat itu perempuan menikah diumur sekitar 13 tahun-an. 


Ketika Sayyidah Aminah melahirkan bayinya (Nabi Muhammadﷺ), Sayyidah Khadijah nengokin bayi (calon suaminya), tanpa tahu bahwa bayi yang dia lihat adalah Nabi Muhammadﷺ, seseorang yang Allah istimewakan di langit dan bumi. Tanpa tahu bahwa yang dia tengok adalah calon suaminya. 


Ketika melihat bayi (Nabi Muhammad), Sayyidah Khadijah berkata "Anak ini sangat menyenangkan sekali, andai saya lahir di masa-masa ini, sehingga saya bisa bermain dan menghabiskan waktu bersamanya".


Masyaallah, Allah jadikan mereka bermain-main dimasa remajanya, dimasa yang sudah cocok untuk menikah bagi Rasulullah SAW. Allah menjadikan mereka bersama-sama dimasa setelah dewasa. 


Ketika Sayyidah Khadijah berumur sekitar 9 atau 19 tahun. Sayyidah Khadijah pernah bermimpi, melihat cahaya yang sangat terang turun dari langit, seperti bulan tapi cahayanya sangat terang. Setelah turun, cahaya itu turun ke kota Makkah, dan cahaya itu jatuh tepat dipangkuan Sayyidah Khadijah. Setelah jatuh, cahaya itu menyebar luas ke segala penjuru bumi. 


Paginya, Sayyidah Khadijah datang ke sepupunya yang umurnya terpaut jauh dengan Khadijah, namanya adalah Waraqah bin Naufal, beliau adalah seorang ahli kitab-kitab terdahulu dan orang pintar. Dan pada zaman dulu jarang ada yang bisa baca kitab. Kemudian Sayyidah Khadijah menceritakan mimpinya kepada Waraqah.  Kemudian Waraqah tersenyum dan berkata "Wahai Khadijah, jika kamu benar dengan apa yang kamu ceritakan itu, maka mungkin cahaya itu akan keluar dari rumah mu. Artinya sebentar lagi sudah waktunya akan terutus seorang nabi untuk umat ini. Dan jika kamu benar mimpi itu, dan mimpi itu benar, maka itu artinya nabi akan keluar dari rumah mu, artinya kamu akan menjadi istrinya nabi. Sayyidah Khadijah sangat senang dan terus berdoa.


Pada saat itu anak-anak perempuan mulai menikah, dan Sayyidah Khadijah datang ke Ka'bah dan bertawaf sesuai ajaran Nabi Ibrahim. Setelah tawaf Sayyidah Khadijah berdoa "Ya Allah, jadikanlah mimpi Ku nyata, jadikanlah aku istri dari Nabi tersebut".


Setelah tawaf Sayyidah Khadijah menuju ke tempat teman-teman perempuannya berkumpul. Disana terdengar suara laki-laki tua yang dikenal sebagai seorang ahli kitab yang terkemuka pada masa tersebut, dari luar kota yang datang pada hari itu. Dan laki-laki tua tadi berkata sambil teriak "Wahai kaum Quraisy, sebentar lagi akan diutus nabi umat ini, maka jika ingin menjadi istri nabi tersebut maka bersiaplah". Saat itu wanita-wanita yang ada di Makkah tersenyum tersipu malu, karena disuruh mempersiapkan diri menjadi istrinya Nabi. Kecuali Sayyidah Khadijah, Sayyidah Khadijah merasakan getaran yang sangat dahsyat dan merasa deg-degan. Akhirnya pulanglah Sayyidah Khadijah dengan penuh harapan, sepertinya benar ini.


Kemudian Sayyidah Khadijah menunggu. Lalu datang lamaran, namun Sayyidah Khadijah melihat tidak ada wajah-wajah kenabian. Kemudian datang lagi yang melamar namun tetap tidak ada wajah-wajah kenabian. 


Akhirnya keluarga Sayyidah Khadijah memutuskan untuk menikahkan Sayyidah Khadijah dengan abu Hala, dan memiliki anak bernama Hala. Tidak lama kemudian sekitar 10 tahun, suami tadi meninggal dunia dan meninggalkan harta yang cukup banyak. 


Kemudian Sayyidah Khadijah menikah lagi dengan sayyidina Atiq bin 'Aid, dan dikaruniai putri bernama Hindun. Sekitar 30 tahun kemudian suaminya meninggal dan meninggalkan perniagaan. Kemudian Sayyidah Khadijah mengurus perniagaan itu dengan baik dan Sayyidah Khadijah menanggung biaya hidup keluarganya. Dan Sayyidah Khadijah adalah tipe orang yang sangat suka bersedekah, sehingga ketika ada yang kesulitan, Sayyidah Khadijah tidak ragu untuk membantu. 


Semoga dengan diceritakan kisah Sayyidah Khadijah, kita bisa sedikit demi sedikit mengikuti Sayyidah Khadijah. Dimana kita berharap bisa berada dibelakang Sayyidah Khadijah dan Sayyidah Fatimah. Kita berharap tapi kita tidak ada bukti Cintanya. Kita cinta, tapi buktinya (tanya diri masing-masing)?


Keyakinan akan kasih sayangnya Allah adalah visi misi Sayyidah Khadijah dalam menjalani perjuangan dakwah Rasulullah Saw dari awal Islam di bumi Makkah. 


Sayyidah Khadijah sesuai julukannya al-Kubro, Sayyidah Khadijah berjuang tanpa takut, tanpa cemas, tanpa khawatir, dan tanpa menyerah, meskipun harus dilakukan dengan susah payah. Itulah awal Sayyidah Khadijah mendapatkan balasan dari Allah SWT. Sehingga dengan semangat menggapai ridho Allah beliau bertekad mengawal perjuangan Nabi Muhammadﷺ  sampai selesai. Komitmen inilah yang membuat Sayyidah Khadijah berani membela nabi dan melawan para penentang. Berkorban adalah bukti cinta, dan kesetiaannya kepada Allah, Rasulullah dan Islam adalah bukti Cintanya sejati. Sebab tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Jadi jika ingin berbuah manis, kita harus memupuk dan menyiramnya, harus berjuang dan rela berkorban, berarti kesediaan dan keikhlasan berjuang tanpa mengharapkan imbalan baik materi ataupun non materi.


Sekarang Rasulullah sudah tidak ada, lalu bagaimana cara membantu dakwah Rasulullah?

Banyak, sekarang banyak majelis, mari kita bantu mereka apa yang kita bisa. Jika membantu majelis-majelis itu sama saja dengan kita membantu dakwahnya Rasulullah Saw. 



Sayyidah Khadijah al-Kubro, adalah seorang keturunan yang mulia, seorang bangsawan, seorang hartawan, cantik dan juga Budiman. Sayyidah Khadijah disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya dan bangsa Arab pada umumnya. 


Sebagai seorang pengusaha, Sayyidah Khadijah memberikan banyak bantuan kepada para pedagang serta mengutus orang untuk mengurus perniagaannya ke luar negeri.


Ketika Rasulullah sedang menjauhi perkara-perkara dunia dengan berkhalwat dengan tuhannya, mencari kebenaran yang hakiki dalam kesunyian, didalam gua Hira. Sayyidah Khadijah dengan segala kemampuannya, menyiapkan segala yang dibutuhkan, seluruh harta yang dia miliki dia korbankan untuk perjuangan Rasulullah untuk membebaskan umat manusia dari kesesatan dan kejahiliyaan.  Sayyidah Khadijah tidak pernah mengeluh dan tidak pernah menghitung berapa jumlah yang telah dikeluarkan dalam perjuangan suaminya. 


Ada pendapat yang mengatakan bahwa Sayyidah Khadijah naik gunung gua Hira 1 hari 3 kali. Menaiki gunung itu tidak mudah dan butuh pengorbanan. 


Sayyidah Khadijah adalah seorang yang pada masanya dititipkan oleh Allah harta yang sangat berlimpah, namun kemudian semua hartanya dia korbankan untuk menegakkan risalah Islam, yang diemban oleh suaminya Nabi Muhammadﷺ. Hingga beliau rela hidup yang secara fisik kelihatan menderita, tapi bahagia secara jiwa. Meninggalkan kemegahan duniawi menuju kemegahan ukhrawi. 


Sayyidah Khadijah juga menyediakan rumahnya untuk dakwah nabi. Mengantarkan makanan ketempat ibadahnya Nabi. Menenangkan nabi ketika nabi sedang ketakutan. Ketika pertama kali nabi Muhammad melihat malaikat Jibril, Sayyidah Khadijah menyelimuti semua kegundahan nabi Muhammad, dan Sayyidah Khadijah menenangkan nabi Muhammad "bahwa itu adalah kebaikan".


Sayyidah Khadijah juga membiayai dakwah nabi, sampai saat boikot sekalipun.


Dan perjuangan itu dilakukan hingga akhir hayatnya. 


Nabi Muhammad SAW dalam hadits mengatakan, Maha suci Allah atas cinta suci yang mengalir pada nafas, cinta suci yang mengalir didalam raganya Sayyidah Khadijah. Sehingga membuat Nabi Muhammadﷺ "Demi Allah, Allah tidak memberiku wanita pengganti yang lebih baik dari Nya. Khadijah beriman kepada-Ku disaat orang-orang mengingkari Ku. Khadijah mempercayai Ku saat orang lain mendustakan Ku. Khadijah membantu Ku dengan hartanya, saat orang lain tidak mau membantu Ku. Dia adalah Khadijah ibu bagi anak-anak yang dikaruniakan kepada Ku tidak dari istri-istri yang lain."


Sayyidah Khadijah memiliki banyak keistimewaan, satu-satunya wanita yang menjadi ibu bagi anak-anak Rasulullah, wanita yang sangat indah.


Maka sungguh pantas Sayyidah Khadijah menjadi wanita yang sangat istimewa yang tidak didapatkan oleh wanita lain.


Sayyidah Khadijah adalah wanita yang mendapatkan salam secara langsung dari Allah.

Didalamnya salamnya yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Saat itu malaikat Jibril datang kepada Rasulullah "Wahai Rasulullah, itu Khadijah telah datang membawa makanan apabila dia telah sampai maka sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan dari Ku, dan beritahukan kepada-nya tentang balasan telah dibangun di surga sebuah istana yang terbuat dari mutiara yang tidak ada keributan dan kepayahan didalamnya".


Ketika Sayyidah Khadijah membawa wadah itu ke gua Hira. Dari kedewasaan Sayyidah Khadijah baik secara pribadi maupun materi, hatinya itu sangat kuat.


Jika kita lihat cowok-cowok ganteng, hatinya langsung dag dig dug. Sekarang banyak cewek-cewek, yang menunggu kepastiannya akhirnya meminta duluan, karena cowoknya tidak melakukan apapun untuk bukti Cintanya. Akhirnya ingin mengikuti Sayyidah Khadijah. Yang kita pinta itu seperti Rasulullah atau nggak? Yang memintanya apakah akhlak serta kepribadiannya seperti Sayyidah Khadijah atau tidak? Kadang anak-anak sekarang itu lucu, ingin mengikuti Sayyidah Khadijah tetapi salah alur. 

Jadi pada masa itu Sayyidah Khadijah telah kuat dalam segala halnya. Dari segi finansial, kehidupannya, dan hatinya.

Pada saat itu Sayyidah Khadija belum kepikiran untuk menikah dan sudah merasa nyaman dengan keadaannya. Sudah berada di zona nyaman, karena semuanya sudah ada, anak sudah ada, pelayan-pelayan juga banyak, hidup berkecukupan, lalu apa lagi?


Suatu hari Sayyidah Khadijah kehilangan satu anak buah yang sangat beliau percaya, entah pulang kampung atau kemana, tidak tahu, tidak ada kabar. Karena Sayyidah Khadijah butuh, jadi Sayyidah Khadijah mencari informasi karena Sayyidah Khadijah butuh orang untuk membantu perniagaannya dan butuh untuk perjuangan dakwah, saat itu Sayyidah Khadijah diarahkan oleh Allah bahwa Sayyidah Khadijah harus mengurus perniagaan untuk selanjutnya. Lalu Sayyidah Khadijah datang bersama sahabatnya yaitu Sayyidah Nafisah. Lalu Sayyidah Khadijah cerita akan kebutuhannya, kemudian Sayyidah Nafisah bertanya "yang kamu cari itu yang seperti apa?", Sayyidah Khadijah menjawab "yang saya cari adalah orang yang bisa amanah", kemudian Sayyidah Nafisah menyarankan Al-Amin, karena pada saat itu Rasulullah telah digelari Al-Amin, orang sudah percaya dengan Nabi Muhammadﷺ, bahkan jika ada yang sedang berpergian mereka menitipkan kunci rumahnya kepada Nabi Muhammad. Pada saat itu umur nabi Muhammad 25 tahun, dan Sayyidah Khadijah berumur 40 tahun. Pada saat itulah Rasulullah bekerja, bukan untuk mencari uang, tetapi berusaha untuk menghalalkan Sayyidah Khadijah tapi sat itu Rasulullah belum tahu.


Rasulullah pada masa itu hidup bersama pamannya, abu Thalib yang memiliki banyak anak hidupnya pas-pasan, jadi Rasulullah memiliki beban yang berat. Akhirnya Rasulullah mau bekerja dengan Sayyidah Khadijah, karena Sayyidah Khadijah adalah orang yang besar. Dan Rasulullah mendapatkan partner kerja bernama Maisarah, budak laki-laki Sayyidah Khadijah. 


Lalu kemudian Nabi Muhammad bersama Maisarah pergi ke kota Syam untuk berniaga. Ketika pulang Maisarah melihat keajaiban, dan ketika sampai Maisarah menceritakan apa yang dia lihat kepada Sayyidah Khadijah "wahai tuan, saya melihat sesuatu yang sangat ajaib, tadi saat perjalanan pulang ada awan yang menaungi kami, tetapi ketika saya menjauh awan itu sudah tidak lagi menaungi saya, tapi awan itu masih menaunginya. Dengan keadaan jazirah Arab yang sangat panas, kok bisa ada awan yang menaungi dengan sangat ademnya. Terus tuan, ketika kami berjualan disana, jualan kami sangat laku, wanita-wanita yang awalnya hanya melihat saja akhirnya beli, dan cara menjualnya Muhammad itu begini "ini saya bawa dari Makkah harganya segini, silahkan jika mau ditambahkan sesuai keinginan kalian", akhirnya diluar nalar keuntungannya itu sangat banyak. Jadi sesuatu yang didagangkan dan diolah Rasulullah memiliki untuk yang sangat besar". Akhirnya pulang dan menghitung berapa hasil yang didapat, sungguh Rasulullah adalah orang yang paling dapat dipercaya di muka bumi ini, seseorang yang tidak pernah berbohong, yang tidak pernah melakukan sesuatu yang mudharat, sesuatu yang dilakukannya selalu ada hikmahnya.


Lalu dikisahkan, suatu hari saat Rasulullah pulang berdakwah. Nabi Muhammad masuk kedalam rumahnya Sayyidah Khadijah, ddan Sayyidah Khadijah menyambutnya dan hendak berdiri di depan pintu, kemudian Rasulullah berkata "wahai Khadijah tetaplah kamu ditempat mu", ketika itu Sayyidah Khadijah sedang menyusui Sayyidah Fatimah yang masih bayi, saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis, tidak ada lagi harta yang bisa diteruskan untuk dakwahnya Rasulullah, dan pada saat itu sering kali makanan pun tidak ada, sehingga terkadang saat Sayyidah Fatimah menyusu yang keluar bukanlah air susu, melainkan darah.


Kemudian Rasulullah mengambil Sayyidah Fatimah dari gendongan Sayyidah Khadijah dan diletakkan ditempat tidur. Rasulullah yang lelah sepulang berdakwah, dan menghadapi cacian, makian serta fitnah manusia. Lalu berbaring dipangkuan Sayyidah Khadijah hingga tertidur. Ketika kita dihina sedikit saja sudah kesal, ketika dicaci dan difitnah sedikit saja kita sudah sakit hati. Lihatlah Rasulullah dengan segala cacian, makian, serta fitnah tidak membuat Rasulullah sakit hati dan berhenti berdakwah. Ketika itulah Sayyidah Khadijah membelai kepala nabi Muhammad penuh dengan kelembutan dan kasih sayang, tidak terasa ketika mengelus kepala nabi Muhammad, air mata Sayyidah Khadijah menetes dan membuat Rasulullah terbangun. Kemudian Rasulullah berkata "Wahai Khadijah kenapa engkau menangis? Apakah engkau menyesal bersuami dengan ku?" Tanya Rasulullah dengan penuh lemah lembut, lalu Rasulullah berkata lagi "Dahulu engkau wanita yang kaya raya, dulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah di hina orang, semua orang telah menjauhi dirimu, seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal?" Rasulullah tidak kuasa melihat istrinya menangis. Lalu Sayyidah Khadijah menjawab "Wahai suamiku, wahai nabinya Allah, bukan itu yang ku tangiskan. Dahulu aku memilih kemuliaan, dan kemuliaan itu sudah aku berikan untuk Allah. Dahulu aku adalah seorang hartawan, dahulu aku ada seorang bangsawan dan semua itu telah berikan untuk Allah dan rasul-nya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan dan harta itupun telah aku berikan kepada Allah dan rasul-nya. Wahai Rasulullah, sekarang aku tidak memiliki apa-apa lagi, tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuangan mu belum selesai. Sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, dan engkau tidak mendapatkan perahu maka, galih kuburan ku dan ambil tulangnya untuk kau gunakan menyeberang, supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia untuk melanjutkan dakwah mu".


Sekarang kita telah mengenal betapa sulitnya nabi Muhammad berjuang untuk dakwah, berjuang untuk agama islam. Kita yang sudah dilahirkan dengan keislaman ini, kita bantu terus untuk dakwahnya Rasulullah sampai akhir hayatnya kita. Setiap orang memiliki bagiannya masing-masing, ada yang bisa menyampaikan, ada yang bisa kasih harta, mari kita niatkan untuk dakwahnya Rasulullah. 


"Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, Ingatkan mereka kepada yang haq. Ajak mereka kepada Islam wahai Rasulullah".


Mendengar itu nabi Muhammad bersedih, dan berkata kepada Sayyidah Khadijah "wahai istriku, engkau meninggalkan ku sendiri dalam perjuangan ku, siapa lagi yang akan membantu ku?". Lalu ada sahabat Nabi, sepupu nabi Muhammad yang tiba-tiba langsung bilang "Saya Ya Rasulullah" sahut Sayyidina Ali bin Abu Thalib.


Di samping jasadnya Sayyidah Khadijah kemudian Rasulullah berdoa, "Ya Allah limpahkanlah Rahmat mu kepada Khadijah yang selalu membantu Ku dalam menegakkan Islam. Mempercayai Ku saat orang lain menentang ku. Menyenangkan ku disaat orang lain menyusahkan ku. Dan selalu memberikan aku ketenangan saat orang lain membuat ku gelisah".


 Sayyidah Khadijah wafat pada tanggal 11 bulan Ramadhan, tahun ke-10 kenabian, 3 tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Sayyidah Khadijah wafat dalam usia 65 tahun. 


Diriwayatkan ketika Sayyidah Khadijah sakit, Sayyidah Khadijah berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, aku memohon maaf jika sebagai istri mu, aku blm berbakti kepadamu", lalu Rasulullah berkata "Jauh dari kata itu, engkau telah menyekong, engkau telah membatu dakwah Islam sepenuhnya".


Kemudian Sayyidah Khadijah memanggil Sayyidah Fatimah, dan berbisik "wahai Fatimah putri Ku, aku yakin ajalku segera tiba, yang ku takutkan adalah siksa kubur. Tolong minta kan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu untuk dijadikan kain kafan ku". Disini Sayyidah Khadijah bilang akan ketakutan beliau akan siksa kubur, dimana Allah SWT telah menjamin, telah memberikan balasan surga kepada nya berubah istana dari mutiara kepadanya. Lalu apa kabar dengan kita yang sering bermaksiat, yang sering mengucapkan kata yang menyakiti orang lain, apa kabar dengan siksa kubur nanti? Yang sudah terjamin dengan rumah didalam surgapun khawatir akan siksa kubur.


Ketika Rasulullah mendengar permintaan Sayyidah Khadijah, Rasulullah langsung memberikannya.


Lalu saat itu turunlah malaikat Jibril membawakan kain kafan. Saat itu Rasulullah bertanya "Wahai Jibril, untuk siapa kain kafan itu?", Jibril menjawab "kain kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya rasulallah, untuk Fatimah, untuk Ali, dan juga untuk Hasan". Jibril berhenti kemudian menangis, lalu Rasulullah bertanya "Kenapa engkau menangis wahai Jibril?", Jibril menjawab "cucu mu yang satunya Husain tidak mendapatkan kain kafan, karena dia nanti akan dipenggal dan gugur syahid, tanpa kafan dan tanpa di mandikan". 


Rasulullah berkata didekat jasadnya Sayyidah Khadijah, "Wahai Khadijah istri Ku, Wallah, demi Allah aku tidak akan mendapatkan istri seperti mu. Pengabdian mu kepada ku dan Islam sungguh luar biasa. Allah maha mengetahui segala amalanmu. Semua harta mu, kau infaq kan untuk Islam, kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan diriku adalah dirimu. Namun begitu, kenapa permohonan terakhir mu hanyalah selembar rida (sorban)?".


Inilah kisah Sayyidah Khadijah yang semua hartanya, kebangsawanan nya beliau berikan untuk Allah dan Rasulnya. Beliau rela dan mengorbankan segalanya untuk tegaknya Islam. Beliau adalah cahaya Islam. Beliau adalah ibunda yang mengajarkan segala hal. Beliau adalah ibunda yang mengajarkan bagaimana kita harus hidup, bagaimana caranya kita harus rela.


Semoga kita berada dibarisan Sayyidah Khadijah. Semoga kita diberi rezeki untuk melihat Sayyidah Khadijah.



_Nbsbmnur_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian MT.Habibatul Musthofa (11 Jumadil Tsani 1445H)

Kajian Ikatan Majelis Online Indonesia (16 Rabi'ul Tsani 1445H)

Kajian MT.Habibatul Musthofa (10 Jumadil Tsani 1445H)