Kajian MT.Banat Jannati 4 Rabi'ul Tsani 1445H
📚 Webinar Special Maulidurrasul part (2)
🧕🏻 Ustadzah Syarifah Fachriyah Bin Jindan
*“Tidakkah Engkau Merindukan Rasulullah?”*
=======================
Bismillahirrahmanirrahim..
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad..
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
“Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
Dan dikatakan pula bahwa Rahmat terbesar yg Allah berikan kepada hamba-Nya adalah dengan diutusnya Nabi Muhammad ﷺ. Adanya Nabi Muhammad ﷺ merupakan hadiah untuk para ummat nya, dan hendaklah kita sebagai ummat nya berbahagia atas hadiah yg Allah berikan. Sudah sepatutnya kita berbahagia atas adanya Nabi Muhammad ﷺ. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Ketahuilah bahwa aku adalah rahmat dari Allah untuk kalian (ummatku).” Selain itu bukan hanya berbahagia saja, melainkan harus ada cinta. Bukan hanya ada cinta melainkan ada rindu. Dan bukan hanya ada rindu melainkan ada pembuktian. Karena Nabi Muhammad ﷺ, kita menjadi sebaik-baiknya ummat daripada ummat-ummat terdahulu. Karena Nabi Muhammad ﷺ, kita mendapatkan Rahmat dari Allah.
Cinta & rindu nya Nabi kepada ummat nya sungguh besar. Jauh sebelum ummat nya ada, jauh sebelumnya ummat nya tau apa itu cinta & rindu, Nabi sudah lebih dulu memiliki rasa tersebut. Nabi Muhammad ﷺ sudah memberikan kebahagiaan seluruhnya untuk ummat nya, jadi tidak ada yang perlu ditanyakan dan diragukan lagi apakah Nabi Muhammad ﷺ merindukan kita atau tidak. Yang perlu ditanyakan adalah diri kita sendiri, tidakkah kita mencintai Nabi? Tidakkah kita merindukan Nabi? Tidakkah kita rela memberikan jiwa dan raga ini kepada Nabi? Tidakkah kita berkorban untuk Nabi?. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ pernah suatu ketika menangis sebab merindukan ummat nya. Sampai para sahabat bertanya “Wahai Nabi, mengapa engkau menangis?” Dan Nabi menjawab “Aku merindukan saudara-saudara ku.”, kemudian para sahabat bertanya lagi “Lalu siapakah kita wahai Nabi? Apakah kita bukan saudara mu? Lalu siapa saudara yg kau maksud wahai Nabi?”, dan Nabi menjawab “Kalian adalah para sahabatku, sedangkan yg aku rindukan adalah para ummatku yg hidup setelah zamanku, yang datang setelah ku. Mereka beriman kepadaku, mereka percaya kepadaku, mereka menjalankan ajaranku, mereka tak pernah melihat dan bertemu denganku tetapi istimewa nya mereka beriman kepadaku.”
Kita adalah ummat akhir zaman, kita adalah ummat yg tak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ selama di dunia, maka dari itu jangan sampai di akhirat kita tak bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ (rugii), kita pun tak pernah hidup di zaman nya Nabi Muhammad ﷺ. Tetapi kita punya iman, kita cinta sama Nabi Muhammad ﷺ walaupun belum pernah bertemu. Lantas, apa buktinya? Buktinya adalah ketika kita berkumpul bersama-sama dalam suatu majelis yg didalamnya berbincang mengenai kehidupan Nabi Muhammad ﷺ. Nabi Muhammad ﷺ sudah membuktikan cinta nya kepada kita, sekarang tinggal kita yang membuktikan cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ. Sebab kalo kita ga ada rasa cinta sama Nabi, lalu bagaimana kita ada rasa rindu sama Nabi? Orang itu punya rasa rindu karena ada cinta, jika tak ada cinta maka tidak mungkin ada rasa rindu. Jangankan rasa rindu, rasa sayang dan cinta aja ga punya. Nah begitupun kita kepada Nabi Muhammad ﷺ, jika kita ingin merindukan Nabi, maka cintailah dulu Nabi. Cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ sebenarnya wajib kata Allah. Nabi pernah berkata “Tidaklah sempurna iman seseorang sehingga aku lebih dicintai dari dirinya sendiri (HR Ahmad)”. Kalo orang dah mencintai Nabi Muhammad ﷺ lebih daripada mencintai diri nya sendiri, maka dia beriman. Dan tidaklah seseorang beriman kecuali mengikuti segala perintah dan ajaran Nabi Muhammad ﷺ. Kalo kita cinta sebenar-benarnya cinta barulah itu dikatakan yang namanya beriman. Dan beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah wajib, makanya dikatakan bahwa itu sebagian dari keimanan.
Orang kalo dah sayang dan cinta, bawaannya pasti pengen ketemu terus (ga mau pisah). Rasanya pgn mandangin wajah nya terus, rasanya pgn selalu ada di dekatnya. Oleh karena itu step/langkah awal yang harus dilakukan adalah menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ agar tumbuh yang namanya kerinduan. Dulu para pecinta (sahabat Nabi), mereka ga pernah bisa jauh dari Nabi Muhammad ﷺ. Salah satunya Sayyidina Abubakar Asshiddiq, dimana setelah Nabi wafat ketika ia berbicara mulut nya bau gosong. Dikatakan bahwa bau gosong tersebut keluar karena hati nya terbakar, kenapa? Sebab kerinduan nya yang begitu besar kepada Nabi sampai-sampai hati nya terbakar. Dan begitu pula dengan Sayyidina Bilal bin Rabah, kerinduan nya kepada Nabi membuat diri nya tidak takut mati. Ketika diancam akan di bunuh sekalipun, Bilal bin Rabah tetap tidak takut. Bahkan ketika Bilal bin Rabah sedang menghadapi Sakaratul maut, dan keluarga nya menangis-nangis, Bilal berkata “Jangan menangis, ini bukan kesedihan. Yang sedang aku hadapi bukan kesedihan, melainkan suatu keberuntungan & kebahagiaan, sebab itu tandanya aku akan berjumpa kembali dengan kekasih ku Nabi Muhammad ﷺ.” Nah inilah yg dikatakan cinta, tidak takut mati. Dan masih banyak lagi para sahabat lainnya yg tidak takut mati, bahkan pula ketika ada di peperangan, para sahabat malah memiliki harapan terbesar untuk mati. Kenapa? Agar cepat bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ lagi, mereka ingin berkumpul dan berjumpa lagi dengan Nabi Muhammad ﷺ. Sungguh luar biasa kecintaan dan kerinduan mereka terhadap Baginda Nabi Muhammad ﷺ
Ayah daripada al-Habib Abdurrahman Assegaf berkata, “Demi Allah, aku tidak takut dengan yang namanya kematian. Sebab aku tau, bahwa dengan kematian aku akan berjumpa dengan kekasih ku.” MaasyaaAllah inilah yang dinamakan kerinduan tingkat tinggi, kerinduan yang tidak takut mati, kerinduan yang tidak memikirkan apa-apa lagi selain memikirkan kebahagiaan akan perjumpaan dengan Nabi Muhammad. Selain itu al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi juga berkata dalam syair nya “Aku sakit, dan ketika aku sakit obat nya hanya satu, yaitu ketika aku menyebut nama sang kekasih Nabi ﷺ, dan itulah sebenar-benarnya obat.” Cinta nya begitu besar kepada Nabi Muhammad ﷺ. Oleh karena itu, mereka memiliki kerinduan yang besar terhadap Nabi Muhammad ﷺ. Makanya kalo kita ga rindu sama Nabi ﷺ ,itu tandanya kita ga ada rasa cinta sama Nabi. Makanya kenali terlebih dahulu Nabi Muhammad ﷺ, semakin kita mengenal maka akan semakin tumbuh rasa cinta sampai pada kerinduan. Dan dari sini bisa dibayangkan seberapa besar rasa cinta & rindu nya para sahabat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Semua para sahabat punya rasa cinta & rindu yg luar biasa sama Nabi. Gampangnya gini, kita cinta sm orang, dan orang yg kita cintai juga dicintai oleh banyak orang, otomatis kita minder kan? Merasa ga mungkin dipandang sm orang yg kita cintai tersebut? Nah tetapi lain halnya jika kita cinta sm Nabi, sekalipun para pecinta Nabi Muhammad ﷺ ini banyak, Nabi tetap bisa liat (pandang) kita. Sebesar apapun fans para artis, mereka tetap kalah dgn jumlah fans nya Nabi Muhammad ﷺ. Dan dengan banyaknya para pecinta Nabi, seumur-umur mereka tidak pernah merasakan yg namanya kecewa. Kenapa? Inilah salah satu yg namanya mukjizat, bahwasanya Nabi adalah Rahmatan Lil ‘Alamin, yaitu rahmat bagi alam semesta, menyeluruh dan meluas untuk seluruh isi alam semesta.
Kasih sayang, cinta dan rindu nya Nabi terhadap ummat nya sampai seluruh alam semesta. Jadi yg patut kita cinta, rindu & korbankan hanyalah Nabi, InsyaaAllah kita dijamin ga akan merasakan yg namanya kecewa. dan dikatakan bahwa salah satu contoh sempurna dan paling tinggi dalam mencintai Nabi adalah para sahabat. Salah satu nya ada kisah salah satu sahabat bernama Zaid bin Datsinah, dimana kala itu ia ditawan oleh para orang kafir dan diancam mau dibunuh, tetapi sebelum itu para orang kafir menawarkan untuk menyembah berhala dan meninggalkan Allah serta Rasulullah, jika iya maka tak jdi dibunuh. Namun, Zaid bin Datsinah menolak serta tetap pada pendiriannya. Kemudian orang kafir tersebut bersama dengan Zaid bin Datsinah keluar dari kota suci Makkah (pertanda akan ada pertumpahan darah, sebab di kota Makkah dilarang adanya pertumpahan darah). Dan setelah berada di luar kota Makkah, para orang kafir menawarkan ulang seperti tawaran sebelumnya, bahkan ditawarkan jika ingin lolos maka gantikan posisi mu dgn Nabi Muhammad. Namun Zaid bin Datsinah menolak, sebab ia pun tak rela jika keluarga terkena sedikit duri, apalagi jika harus menukar posisi saat itu dgn Nabi Muhammad ﷺ. Jadi saking cinta nya Zaid bin Datsinah kepada Nabi, ia pun rela meskipun nyawa nya menjadi taruhan, ia benar-benar tidak memperdulikan nyawa nya asalkan jgn Nabi Muhammad ﷺ. Sebesar itulah cinta nya sahabat Nabi, mereka rela berkorban jiwa dan raga untuk kekasih nya, dan itu tidak hanya dilakukan oleh Zaid bin Datsinah melainkan jg para sahabat lainnya.
Demi Allah, kita tidak akan menemukan orang yg cinta nya kepada Nabi sebesar cinta nya para sahabat. Dan yg berkata seperti itu adalah orang kafir, dimana mereka seringkali melihat bagaimana takzim nya para sahabat kepada Nabi, dimana ketika Nabi perintahkan mereka langsung menjalankan nya, ketika Nabi mengambil wudhu pun para sahabat berebut untuk mengambil air bekas tetesan wudhu nya Nabi. Intinya para orang kafir ini sampai kebingungan, bagaimana bisa kebiasaan para orang arab disana yg kala itu selalu berbicara dengan nada yg tinggi tiba-tiba seketika menjadi nada yg lemah lembut jika tengah berhadapan dengan Nabi? Bahkan para sahabat tidak berani menajamkan pandangan nya dihadapan Nabi Muhammad ﷺ, mereka hanya menundukkan pandangan nya ketika sedang bersama Nabi Muhammad ﷺ. Sekelas Umar bin Khattab yg tegas pun menjadi begitu sopan dan lemah lembut ketika berbicara kepada Nabi, MaasyaaAllah. Serta tidak ada satu pun raja yg di agungkan sebesar-besarnya oleh rakyatnya seperti halnya para sahabat dan ummat Nabi yg mengagungkan Nabi. Makanya saking cinta nya, para sahabat rela berkorban dunia wal akhirat. Mereka berlomba-lomba untuk terus bersama dgn Nabi sampai surga nya Allah. Oleh karena itu, tirulah para sahabat Nabi dalam mencintai dan merindui Nabi Muhammad ﷺ.
Sekian kurang lebihnya mohon maaf, Wallahu 'alam bishawab. Semoga bermanfaat 🤍
🌷Catatan: @bintsyh_
Komentar
Posting Komentar